Kenapa Dagu Hanya Dimiliki Manusia? Begini Penjelasan Para Ahli

Kenapa Hanya Manusia yang memiliki Dagu?

Inrofaa - Dagu adalah tonjolan tulang di bagian bawah rahang manusia yang tampak jelas dari depan maupun samping. Meskipun terlihat sederhana, keberadaan dagu menjadi salah satu ciri paling unik pada manusia modern (Homo sapiens). Tidak ada spesies hewan lain, termasuk kera besar seperti gorila, simpanse, atau orangutan, yang memiliki dagu menonjol seperti manusia. Keunikan ini membuat para ilmuwan lama tertarik mempelajari fungsi dan sejarah terbentuknya.

Secara anatomis, dagu terbentuk pada bagian tulang rahang bawah yang disebut mentum. Salah satu manfaat yang sering disampaikan adalah sebagai penguat struktur rahang. Dagu membantu menahan tekanan dari aktivitas mengunyah, berbicara, atau menelan. Ketika rahang bergerak, terutama saat berbicara yang membutuhkan gerakan otot kompleks, area ini menerima banyak tekanan. Dagu membantu mendistribusikan gaya tersebut agar rahang tidak mudah retak atau cedera. Dengan kata lain, dagu berperan sebagai “penguat mekanis” di bawah wajah.

Selain fungsi mekanis, ada pula manfaat dari sisi komunikasi. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang menggunakan bahasa lisan yang sangat kompleks. Perubahan bentuk rahang dan letak otot mulut yang terjadi selama evolusi membuat dagu ikut terbentuk sebagai hasil penyesuaian struktur wajah terhadap kemampuan berbicara. Walaupun dagu tidak secara langsung menghasilkan suara, bentuknya membantu menjaga keseimbangan struktur mulut dan tenggorokan sehingga produksi kata lebih stabil.

Para ahli juga melihat bahwa dagu berperan dalam ekspresi wajah. Struktur dagu membantu membentuk kontur wajah yang memberi sinyal sosial tertentu. Dalam interaksi manusia, bentuk dagu bisa menunjukkan emosi, karakter, atau usia. Bahkan beberapa teori menyebutkan bahwa dagu mungkin memiliki fungsi dalam seleksi seksual pada masa lalu—misalnya dianggap menarik atau menandakan kekuatan rahang yang sehat—sehingga lebih mungkin diwariskan ke generasi berikutnya.

Mengenai sejarah kemunculan dagu, para ilmuwan mempelajari fosil manusia purba untuk melacak kapan dan bagaimana ciri ini muncul. Manusia Neanderthal dan spesies manusia purba lain tidak memiliki dagu menonjol seperti manusia modern. Ini menunjukkan bahwa dagu adalah ciri khas Homo sapiens yang muncul relatif terlambat dalam evolusi manusia. Ada beberapa teori besar yang menjelaskan penyebabnya.

Teori pertama mengatakan bahwa dagu adalah hasil dari perubahan ukuran wajah. Saat otak manusia membesar, wajah bagian tengah (termasuk rahang atas) mengecil agar tetap seimbang. Perubahan proporsi ini membuat bagian bawah rahang tampak menonjol, sehingga menghasilkan bentuk dagu.

Teori kedua menyebut bahwa perubahan pola makan juga memengaruhi pembentukan dagu. Manusia mulai menggunakan alat untuk memotong, memasak, dan mengolah makanan sehingga rahang tidak perlu sebesar nenek moyang sebelumnya. Rahang yang mengecil perlahan membentuk tonjolan pada bagian bawahnya.

Terakhir, ada teori bahwa dagu hanyalah “produk sampingan evolusi”, bukan hasil seleksi khusus. Artinya, dagu muncul sebagai konsekuensi dari perubahan bentuk wajah dan struktur bicara, tanpa tujuan tertentu.

Secara keseluruhan, dagu manusia adalah hasil kombinasi antara fungsi mekanis, perubahan struktur wajah, kebiasaan makan, dan perkembangan bahasa. Keunikan ini menunjukkan betapa kompleksnya perjalanan evolusi manusia hingga menjadi spesies dengan ciri khas wajah seperti sekarang.

Referensi : National Geographic Indonesia (2015), Kompas (2025)

Baca Juga :

Hubungi Admin? Klik di sini

Salam Ilmu Pengetahuan
Terima kasih

Komentar