Penjelasan Pria Bisa Kena Kanker Payudara
Inrofaa - Meskipun kanker payudara selama ini identik dengan perempuan, kenyataannya laki-laki juga dapat mengalaminya karena pada dasarnya laki-laki memiliki jaringan payudara, walaupun ukurannya jauh lebih kecil dan tidak berkembang seperti pada perempuan. Secara biologis, payudara laki-laki terdiri dari sedikit jaringan kelenjar dengan saluran kecil yang tetap dapat mengalami perubahan dan pertumbuhan sel tidak normal.
Kanker payudara terjadi ketika sel-sel dalam jaringan tersebut membelah secara tidak terkendali dan membentuk tumor. Karena struktur dasar payudara tetap ada pada laki-laki, maka risiko kanker ini tidak bisa dianggap nol. Namun, kasusnya jauh lebih jarang karena hormon estrogen pada laki-laki sangat rendah sehingga jaringan payudara mereka tidak tumbuh besar dan tidak aktif seperti pada perempuan.
Salah satu faktor utama mengapa kanker payudara dapat muncul pada laki-laki adalah ketidakseimbangan hormon, terutama ketika kadar estrogen meningkat atau kadar testosteron menurun. Situasi seperti ini dapat terjadi secara alami seiring bertambahnya usia, atau dipicu oleh kondisi medis tertentu seperti sirosis hati, obesitas, atau gangguan hormon genetik seperti sindrom Klinefelter.
Pada obesitas, misalnya, jaringan lemak dapat mengubah sebagian hormon menjadi estrogen, sehingga pria dengan berat badan berlebih memiliki risiko lebih tinggi. Selain itu, konsumsi alkohol berlebihan juga dapat memengaruhi metabolisme hormon dalam tubuh dan perlahan meningkatkan kerentanan terhadap pertumbuhan sel abnormal di payudara.
Faktor genetik turut memegang peranan penting. Mutasi gen seperti BRCA1 dan BRCA2, yang dikenal sebagai penyebab kanker payudara pada perempuan, juga dapat membawa risiko yang sama pada laki-laki. Seorang pria yang memiliki riwayat keluarga kanker payudara atau kanker ovarium, terutama pada kerabat dekat, akan memiliki risiko lebih tinggi.
Mutasi genetik ini membuat mekanisme perbaikan DNA dalam tubuh menjadi lemah, sehingga sel lebih mudah mengalami kerusakan dan berubah menjadi sel kanker. Meskipun ini bukan penyebab yang umum, dampaknya signifikan bagi sebagian kecil pria yang mewarisinya.
Selain itu, paparan radiasi pada area dada, terutama saat seseorang menjalani terapi radiasi untuk penyakit lain pada usia muda, dapat meningkatkan risiko kanker payudara di kemudian hari. Paparan ini dapat merusak sel-sel jaringan payudara secara bertahap hingga akhirnya memicu perubahan yang tidak normal.
Beberapa obat yang memengaruhi hormon, seperti terapi estrogen untuk kondisi tertentu, juga dapat menjadi faktor pendukung. Bahkan penggunaan steroid anabolik jangka panjang dapat mengganggu keseimbangan hormon alami sehingga memberikan efek serupa.
Kanker payudara pada laki-laki sering terdeteksi lebih lambat dibandingkan pada perempuan karena sebagian besar laki-laki tidak menganggap payudara mereka sebagai bagian tubuh yang perlu diperhatikan. Benjolan kecil atau perubahan bentuk pada area puting sering diabaikan hingga akhirnya kanker berkembang ke tahap lebih serius.
Padahal gejala seperti benjolan keras, keluarnya cairan dari puting, perubahan kulit, atau rasa nyeri seharusnya segera diperiksakan. Kurangnya kesadaran inilah yang membuat tingkat keparahan pada pria sering lebih tinggi saat diagnosis ditegakkan.
Kesimpulannya, laki-laki tetap bisa terkena kanker payudara karena mereka memiliki jaringan payudara dasar yang dapat mengalami perubahan sel tidak normal. Faktor hormon, genetik, gaya hidup, paparan radiasi, serta kurangnya deteksi dini membuat risiko ini tetap ada, meski jauh lebih rendah dibandingkan perempuan.
Mengenali gejala dan memahami faktor risiko penting untuk mendorong pemeriksaan lebih cepat agar peluang penyembuhan lebih besar.
Referensi : Halodoc (2022), KlikDokter (2022), Alodokter (2024)
Hubungi Admin? Klik di sini
Salam Ilmu Pengetahuan
Terima kasih
Komentar