Sejarah Penemuan dan Prinsip Terbangnya
Inrofaa - Balon udara adalah wahana terbang yang memanfaatkan udara panas atau gas yang lebih ringan daripada udara di sekitarnya untuk dapat mengangkat dirinya ke udara. Bentuknya biasanya berupa kantong besar dari bahan kain tahan panas yang diisi udara panas, lalu di bawahnya terdapat keranjang atau gondola yang digunakan untuk membawa penumpang dan peralatan. Balon udara sering dikenal sebagai sarana rekreasi, olahraga dirgantara, serta alat pengamatan, karena dapat terbang perlahan dan memberikan pemandangan dari ketinggian dengan cara yang relatif tenang.
Sejarah balon udara bermula pada abad ke-18 di Prancis. Pada tahun 1783, dua bersaudara Joseph-Michel dan Jacques-Étienne Montgolfier berhasil menerbangkan balon udara panas pertama yang diisi udara panas hasil pembakaran jerami dan kayu. Awalnya, balon ini diterbangkan tanpa awak, bahkan sempat membawa hewan sebagai percobaan keselamatan. Beberapa bulan kemudian, manusia pertama akhirnya berhasil terbang menggunakan balon udara, menandai awal era penerbangan manusia. Sejak saat itu, balon udara terus berkembang, baik dari segi bahan, sistem pembakaran, maupun keamanannya.
Balon udara dapat terbang karena prinsip fisika sederhana, yaitu perbedaan massa jenis. Udara panas memiliki massa jenis yang lebih rendah dibandingkan udara dingin di sekitarnya. Ketika udara di dalam balon dipanaskan menggunakan pembakar (burner), udara tersebut menjadi lebih ringan sehingga balon terdorong ke atas oleh gaya apung. Semakin panas udara di dalam balon, semakin besar gaya angkatnya, sehingga balon bisa naik lebih tinggi. Sebaliknya, jika udara di dalam balon dibiarkan mendingin atau dikeluarkan sebagian melalui katup di bagian atas, balon akan turun perlahan.
Mengatur arah terbang balon udara berbeda dengan pesawat atau helikopter karena balon tidak memiliki mesin pendorong horizontal. Balon udara tidak bisa bergerak maju, mundur, atau berbelok secara langsung. Kendali arah dilakukan dengan memanfaatkan perbedaan arah angin pada ketinggian yang berbeda. Pilot balon akan menaikkan atau menurunkan balon untuk mencari lapisan angin yang arahnya sesuai dengan tujuan. Jika ingin bergerak ke arah tertentu, pilot akan menyesuaikan ketinggian hingga menemukan angin yang mengalir ke arah tersebut.
Dengan cara ini, belok kiri atau kanan sebenarnya berarti berpindah ke lapisan angin lain yang arahnya berbeda. Balon udara juga tidak benar-benar bisa mundur, tetapi dapat berpindah arah mengikuti pola angin yang tersedia. Karena itulah, menerbangkan balon udara membutuhkan pemahaman cuaca, arah angin, serta keterampilan membaca kondisi alam, menjadikannya perpaduan antara ilmu pengetahuan, pengalaman, dan seni terbang yang unik.
Referensi : Kompas.com (2018), CNN Indonesia (2021), DetikEdu (2021)
Hubungi Admin? Klik di sini
Salam Ilmu Pengetahuan
Terima kasih
Komentar