
Minyak Shale : Pengertian, Sejarah, Kelebihan, dan Dampaknya bagi Masyarakat
Inrofaa - Minyak shale adalah hidrokarbon yang tersimpan di dalam batuan serpih (shale). Ada dua pengertian yang sering dipakai: minyak shale sebagai minyak yang diekstraksi dari formasi serpih dengan teknik pengeboran dan fracking (kadang disebut “tight oil”), dan juga istilah “oil shale” yang merujuk pada batuan yang harus dipanaskan (pyrolysis) untuk menghasilkan minyak sintetis. Karena minyaknya terperangkap dalam batuan yang sangat kedap, ekstraksinya memerlukan teknologi khusus seperti pengeboran horizontal dan hydraulic fracturing atau proses pemanasan.
Sejarah singkat ditemukan & perkembangan teknologi
Pengetahuan tentang kandungan minyak dalam batuan serpih sebenarnya sudah lama, studi geologi tentang batuan penghasil minyak dilakukan sejak abad ke-19 dan upaya mengekstrak minyak dari serpih muncul berkali-kali sepanjang abad ke-20. Namun terobosan komersial besar datang setelah kombinasi pengeboran horizontal dan fracking dikembangkan dan disempurnakan pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21; teknologi ini membuat produksi shale menjadi ekonomis terutama di Amerika Serikat, memicu “shale revolution” yang mengubah peta produksi energi global. Sejak itu banyak negara meneliti atau mengembangkan lapisan serpihnya meski biaya dan kondisi geologi berbeda-beda.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan utama adalah peningkatan ketahanan energi dan pasokan domestik: berkembangnya produksi shale menurunkan impor minyak dan gas di negara-negara penghasil, menekan harga energi, dan menciptakan lapangan kerja lokal serta pendapatan sewa bagi pemilik lahan. Selain itu teknologi terus menurunkan biaya per-barel sehingga shale menjadi sumber yang lebih kompetitif. Di sisi lain, kekurangannya signifikan: fracking dan operasi terkait mengonsumsi banyak air, berisiko mencemari air tanah bila tidak dikelola baik, menghasilkan emisi gas rumah kaca dan polutan udara, serta terkait dengan peningkatan gempa kecil (induced seismicity) di beberapa wilayah. Dampak sosial-ekonomi juga muncul, misalnya tekanan terhadap infrastruktur lokal dan fluktuasi ekonomi yang cepat. Untuk itu regulasi, pengawasan lingkungan, dan teknologi mitigasi sangat penting.
Contoh hasil nyata untuk masyarakat
Dari sisi manfaat langsung, masyarakat di daerah produksi sering merasakan kenaikan lapangan kerja (sektor minyak, konstruksi, jasa), pendapatan dari sewa atau royalti lahan, dan harga energi yang lebih stabil atau lebih rendah. Pada tingkat nasional, negara dengan revolusi shale melihat perbaikan neraca perdagangan energi dan peningkatan kemandirian energi. Namun manfaat ini datang bersama kebutuhan untuk menangani masalah lingkungan dan infrastruktur, jadi manfaat riil bagi masyarakat paling optimal ketika ada kebijakan yang memastikan pembagian keuntungan (royalti, pajak), perlindungan lingkungan, dan program pelatihan tenaga kerja. Contoh pengembangan lapangan shale modern juga terus muncul di berbagai negara yang sedang menguji produksinya saat ini.
Referensi : Kementerian ESDM (2009), ANTARA News (2013), Kompas.id (2023)
Baca Juga :
Hubungi Admin? Klik di sini
Salam Ilmu Pengetahuan
Terima kasih
Komentar