Kepala Lonjong Dari Suku Mangbetu
Inrofa Pedia -
Suku Mangbetu berasal dari wilayah timur laut Republik Demokratik Kongo (Afrika Tengah) dan dikenal dengan ciri khas bentuk kepala lonjong pada sebagian anggotanya. Ciri ini bukan bawaan lahir alami, melainkan hasil dari tradisi kuno yang disebut Lipombo”, yaitu praktik membentuk tengkorak bayi agar tampak panjang dan runcing. Tradisi ini sudah dikenal sejak abad ke-19 dan menjadi bagian penting dari identitas budaya suku Mangbetu.
Proses pembentukan kepala dilakukan sejak bayi berusia beberapa minggu. Kepala bayi dibebat dengan kain atau tali dari serat tumbuhan, kemudian diikat secara perlahan selama beberapa bulan hingga bentuk tengkoraknya memanjang ke belakang. Karena tulang tengkorak bayi masih lunak, bentuknya bisa berubah tanpa menyebabkan rasa sakit berat, meski tetap berisiko bila dilakukan terlalu ketat.
Bagi masyarakat Mangbetu, bentuk kepala lonjong melambangkan keanggunan, kebangsawanan, dan kecerdasan. Tradisi ini dulu menjadi tanda status sosial tinggi dan sering dikaitkan dengan keindahan ideal wanita. Gaya rambut khas Mangbetu yang tinggi dan melingkar mempertegas bentuk kepala tersebut, menjadikannya simbol estetika sekaligus kebanggaan budaya.
Namun, seiring pengaruh kolonial Eropa dan modernisasi, tradisi Lipombo mulai ditinggalkan pada awal abad ke-20. Pemerintah kolonial Belgia saat itu menganggap praktik ini sebagai bentuk mutilasi dan melarangnya. Kini, hanya tersisa dalam dokumentasi sejarah, foto etnografi, dan warisan seni khas suku Mangbetu.
Walau praktiknya sudah punah, kisah kepala lonjong suku Mangbetu tetap menjadi bukti keunikan cara pandang manusia terhadap keindahan dan identitas. Tradisi ini menunjukkan betapa budaya dapat membentuk fisik manusia sebagai ekspresi sosial dan simbol status.
Sumber Referensi : Wikipedia, Discover Magazine (2023), Utterly Interesting
Bantuan AI : ChatGPT
Salam Ilmu Pengetahuan
Terimakasih
Komentar