
Schenti: Celana Dalam Tertua
Inrofa Pedia -
Schenti atau shendyt dikenal sebagai salah satu busana tertua yang pernah digunakan manusia pada masa Mesir Kuno. Pakaian ini umumnya dikenakan oleh kaum pria, terutama para bangsawan, pejabat, dan firaun. Bentuknya menyerupai kain panjang yang dililitkan di pinggang hingga menutupi bagian paha, mirip seperti rok sederhana. Meskipun kerap disebut sebagai “celana dalam tertua”, istilah ini sebenarnya kurang tepat karena schenti lebih berfungsi sebagai pakaian luar, bukan pakaian dalam seperti pengertian modern.
Bahan utama schenti adalah linen, kain ringan yang dibuat dari serat tanaman rami. Bahan ini sangat populer di Mesir karena mampu menyerap keringat dan terasa sejuk di iklim gurun yang panas. Cara memakainya pun sederhana, cukup dililitkan di pinggang lalu diikat agar tidak terlepas. Beberapa versi schenti untuk kalangan bangsawan dihiasi lipatan halus dan aksesori emas agar tampak mewah dan menunjukkan status sosial pemakainya.
Dalam kehidupan sehari-hari, rakyat biasa menggunakan schenti dengan bentuk lebih sederhana tanpa hiasan. Sedangkan untuk upacara keagamaan atau kegiatan istana, firaun memakai schenti yang dilengkapi sabuk dan perhiasan simbol kekuasaan. Pakaian ini tidak hanya melindungi tubuh, tetapi juga memiliki makna sosial dan spiritual yang kuat.
Secara arkeologis, relief dan lukisan di dinding piramida menunjukkan bahwa schenti sudah digunakan sejak lebih dari 4.000 tahun lalu, tepatnya pada masa Kerajaan Lama Mesir. Karena bentuknya yang menutup bagian bawah tubuh, banyak orang modern salah menafsirkan schenti sebagai “celana dalam kuno”. Padahal, konsep celana dalam tertutup baru muncul berabad-abad setelahnya di wilayah Eropa.
Schenti menjadi bukti bahwa manusia sejak zaman dahulu sudah memahami pentingnya pakaian sebagai pelindung dan simbol budaya. Bentuknya sederhana, namun sarat nilai sejarah yang menggambarkan gaya hidup, status, dan iklim tempat peradaban itu berkembang.
Sumber Referensi : Good News From Indonesia, National Geographic Indonesia, FITNYC.edu
Salam Ilmu Pengetahuan
Terimakasih
Komentar