
Inrofaa - Pendulum Foucault pertama kali diperkenalkan oleh fisikawan Prancis, Léon Foucault, pada tahun 1851 dan dipertunjukkan secara terkenal di Observatorium Paris. Alat ini dirancang untuk membuktikan bahwa Bumi berotasi pada porosnya tanpa bergantung pada pengamatan benda langit. Pada masa itu, konsep rotasi Bumi sebenarnya sudah diterima secara ilmiah, tetapi masih bersifat tidak langsung karena didasarkan pada perhitungan astronomi. Pendulum Foucault menjadi terobosan penting karena memberikan bukti visual dan mekanis yang dapat diamati langsung oleh manusia.
Pendulum Foucault terdiri dari sebuah bandul berat yang digantungkan pada kawat panjang dan dibiarkan berayun bebas dalam satu bidang. Ketika pendulum mulai berayun, arah ayunannya tampak perlahan berubah seiring waktu. Perubahan arah ini bukan disebabkan oleh gaya luar seperti angin atau gesekan, melainkan akibat rotasi Bumi di bawah pendulum. Secara fisika, bidang ayunan pendulum cenderung mempertahankan orientasinya terhadap ruang, sementara Bumi berputar di bawahnya. Akibatnya, bagi pengamat di permukaan Bumi, ayunan pendulum terlihat berotasi.
Di Observatorium Paris, pendulum Foucault menunjukkan bahwa bidang ayunannya berputar searah jarum jam dengan laju tertentu. Laju perubahan ini bergantung pada lintang tempat pendulum dipasang. Di Kutub Utara atau Selatan, bidang ayunan akan berputar penuh 360 derajat dalam 24 jam. Sementara itu, di lintang menengah seperti Paris, perputaran terjadi lebih lambat dan tidak menyelesaikan satu putaran penuh dalam sehari. Hal ini sesuai dengan perhitungan matematis yang mengaitkan rotasi pendulum dengan kecepatan sudut rotasi Bumi dan posisi geografis.
Eksperimen ini sangat penting karena untuk pertama kalinya rotasi Bumi dapat dibuktikan secara langsung di laboratorium atau ruang tertutup, tanpa harus mengamati Matahari, bintang, atau planet. Pendulum Foucault juga mudah dipahami oleh masyarakat awam karena hasilnya dapat dilihat secara kasat mata. Oleh karena itu, demonstrasi di Paris menarik perhatian ilmuwan, akademisi, dan masyarakat umum, serta memperkuat kepercayaan terhadap model Bumi yang berotasi.
Hingga kini, pendulum Foucault masih digunakan di berbagai museum sains dan institusi pendidikan di seluruh dunia. Selain sebagai alat peraga fisika klasik, pendulum ini memiliki nilai historis yang besar karena menandai keberhasilan sains dalam menjelaskan fenomena alam melalui eksperimen sederhana namun elegan. Pendulum Foucault tidak hanya membuktikan rotasi Bumi, tetapi juga menunjukkan kekuatan metode ilmiah dalam menghubungkan teori dan pengamatan nyata.
Referensi : BeritaKaltara.com, Sampoerna Academy, JawaPos.com
Baca Juga :
Rekomendasi Produk :
Hubungi Admin? Klik di sini
Salam Ilmu Pengetahuan
Terima kasih
Komentar